ORANG TERPINTAR



Banyak orang berpikir bahwa orang terpintar di dunia adalah para pemikir atau penemu di jaman dahulu, mungkin Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Thomas Alfa Edison dan lain – lain.
Tetapi menurut survey ternyata orang terpintar di dunia yang dipilih di tahun 2010 ini adalah William James Sidis. William, si manusia terpintar di dunia. Bayangkan saja, IQ-nya mencapai 250-300! Padahal Albert Einstein saja IQ-nya hanya 160.
Apa saja kelebihan manusia terpintar ini?
1. Umur 8 bulan makan pake Sendok
2. Umur 2 Tahun udah baca ‘New York Times’
3. Sebelum Umur 8 tahun sudah menulis buku. (Diantaranya tentang Anatomi dan Astronomi)
4. Umur 11 tahun di terima di UNIVERSITAS HARVARD!
Masih ada lagi yang lebih keren, Willian James Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika!
Willian James Sidis menguasai 200 jenis bahasa! Ia bisa menerjemahkan dengan mudah dan cepat. Bukan itu saja, beliau bisa mempelajari suatu bahasa secara keseluruhan selama SEHARI! Sayangnya, William James Sidis meninggal pada usia yang masih muda, yaitu 46 tahun dalam keadaan terasing, pengangguran dan miskin. Selain itu, ia tidak memiliki satupun teman.
Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika – sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.
Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar