Indonesia Dalam Retorika

0 komentar

Sudah setahun Indonesia memiliki pemimpin serta perangkatnya yang baru menjabat. Tidak heran juga calon-calon yang ingin terpilih memakai konsep retorika,yaitu suatu cara atau seni berbicara untuk memaparkan sebuah informasi dan opini mereka di depan khalayak umum. Mereka sering memakainya dalam berbicara,menyampaikan visi mereka,serta menarik perhatian masyarakat. Seperti yang dilansir oleh viva.co.id  “Hasil survei LSI yang dirilis pekan lalu, Kamis 26 Juni 2014, menunjukkan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki elektabilitas 45 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 38,7 persen. Survei LSI dilakukan di 33 provinsi di Indonesia terhadap 2.400 responden. Margin of error survei ini 2 persen”. Ini menjadi suatu bukti bahwa retorika cukup mempengaruhi anggapan dan meyakinkan pemilih.

“Republik Retorika” 

Karya : Ikhsan Dwiono

Hari ini rakyat Indonesia melaksanakan hajat besar,yaitu pilkada(pemilihan kepala daerah). Seluruh calon kepala daerah masing-masing berlomba-lomba untuk mendapatkan hari masyarakatnya,tentu juga dengan retorika mempromosikan dirinya. Dan tidak sedikit pula yang terpengaruh. Jika dilihat oleh fakta-fakta ini bisa terbayangkan pemimpin-pemimpin yang hanya “maju” dengan retorika. Meskipun benar untuk mencapai sesuatu dengan retorika namun seharusnya masyarakat menilai dan memilih berdasarkan “track-record” nya. Bukan dengan melihat bagaimana cara berbicaranya.

Indonesia pada saat ini cukup dikelilingi oleh pemimpin yang hanya bermodalkan retorika. Sedangkan sekarang Indonesia butuh fakta,butuh aksi. Karena pada umumnya “pemimpin retorika” hanya pandai visi tanpa ada aksi. Sebagai buktinya tidak ada kemajuan yang cukup membuat dunia maupun masyarakatnya bangga. Contoh nya saja harga bahan bakar minyak atau BBM dan sembako, barang-barang kebutuhan pokok ini sudah mulai meninggi. Ini menjadi dampak yang cukup merugikan negara. Maka sebaiknya pula masyarakat lebih pintar dan cerdas dalam memilih dengan tidak hanya melihat satu aspek. Dan sebagai generasi muda mari kita belajar bagaimana cara berfikir efektif dan berfikir bagaimana menjadi generasi yang membanggakan, guna membangun negara.